MINERS : Menuju Net Zero Emissions: Tantangan dan Peluang di Dunia Pertambangan
Industri pertambangan, dengan perannya yang vital dalam menyediakan bahan baku esensial, tak luput dari sorotan terkait emisi Gas Rumah Kaca (GRK). Komitmen global untuk mencapai net zero emissions mendorong industri pertambangan untuk bertransformasi. Transisi ini bukan hanya untuk memenuhi tanggung jawab lingkungan, tetapi juga membuka peluang bisnis baru dan meningkatkan daya saing di era ekonomi rendah karbon. Namun, perjalanan menuju net zero emissions di dunia pertambangan bukan tanpa rintangan. Meskipun dihadapkan dengan berbagai tantangan, industri pertambangan juga memiliki beberapa peluang untuk mencapai net zero emissions.
Peningkatan efisiensi energi dan penggunaan energi terbarukan seperti energi surya, angin, dan geotermal untuk powering operasi pertambangan juga menjadi kunci utama. Meningkatkan efisiensi energi dapat dilakukan dengan optimasi proses, penggunaan teknologi hemat energi, dan manajemen energi yang efektif. Hal ini akan meminimalisir konsumsi energi dan emisi GRK. Meskipun terdapat tantangan seperti investasi awal, ketersediaan energi, dan integrasi sistem. Dengan komitmen, investasi, dan inovasi, industri pertambangan dapat membuktikan bahwa net zero emissions bukan hanya tanggung jawab lingkungan, tetapi juga peluang untuk meningkatkan daya saing dan membangun masa depan yang lebih berkelanjutan.
Mining Industry Indonesia (MIND ID) yang beranggotakan PT ANTAM Tbk, PT Bukit Asam Tbk, PT Freeport Indonesia, PT Inalum (Persero), dan PT Timah Tbk, telah menetapkan beberapa strategi dalam upaya transisi energi, salah satunya adalah mendukung inisiatif pemerintah untuk mempercepat pertumbuhan industri kendaraan listrik nasional. Langkah ini sejalan dengan tren global menuju penggunaan kendaraan hemat energi dan ramah lingkungan, yang merupakan bagian dari upaya untuk menekan emisi karbon. Dengan mendukung industri kendaraan listrik, MIND ID berkontribusi pada pengurangan penggunaan bahan bakar fosil dan penurunan emisi gas rumah kaca, yang penting untuk mencapai target net zero emission. Penerapan prinsip green mining dalam koridor good mining practice juga menjadi fokus utama MIND ID. Direktur Utama MIND ID, Hendi Prio Santoso, menekankan pentingnya aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) dalam operasional pertambangan. Hal ini dianggap sebagai investasi penting yang dapat berdampak positif pada pengelolaan korporasi serta memastikan kesinambungan dan keberlanjutan jangka panjang.
Selain itu, MIND ID telah menginisiasi pasar karbon dengan menandatangani Letter of Intent (LoI) mengenai Proyek Pilot Perdagangan Karbon Kementerian BUMN Voluntary Carbon Market (KBUMN VCM). Komitmen ini mencakup program dekarbonisasi dan pengurangan emisi gas rumah kaca. Pada tahun 2021-2022, MIND ID berhasil mengimplementasikan program-program yang mengurangi emisi sebesar 400.000 ton CO2e, atau sekitar 28% dari target pengurangan emisi pada tahun 2030.