MINERS : Indonesia Capai Tonggak Sejarah dengan Hilirisasi Alumina, Perkuat Ekonomi Menuju Indonesia Emas 2045

Indonesia mencetak tonggak bersejarah dalam sektor industri mineral dengan berhasil memproduksi alumina secara mandiri, salah satunya ditandai dengan peresmian Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah, Kalimantan Barat, yang dilakukan oleh Presiden Joko Widodo pada 24 September 2019. Keberhasilan ini mengakhiri ketergantungan pada impor alumina yang selama ini menjadi bahan baku utama dalam pembuatan aluminium. Pemerintah memproyeksikan penghematan hingga Rp50 triliun setiap tahunnya berkat inisiatif ini, yang sekaligus memperkuat kemandirian ekonomi nasional.

Alumina, bahan baku utama untuk memproduksi aluminium, sebelumnya banyak diimpor dari luar negeri. Kini, melalui inovasi teknologi dan pemanfaatan sumber daya lokal, Indonesia mampu mengolah bauksit menjadi alumina secara mandiri, mencakup seluruh tahapan dari bahan mentah hingga produk jadi. Dengan beroperasinya SGAR, Indonesia tidak hanya mengakhiri ketergantungan impor, tetapi juga menunjukkan keberhasilan strategi hilirisasi mineral yang menjadi fokus utama pembangunan industri nasional. Proyek ini juga berperan penting dalam mengurangi ketergantungan terhadap negara lain dan memperkuat kemandirian industri aluminium dalam negeri.

Peresmian injeksi bauksit perdana di SGAR menjadi simbol dari upaya besar Indonesia untuk mengurangi ketergantungan pada impor aluminium, yang mencapai 56% dari total kebutuhan domestik yang diperkirakan mencapai 1,2 juta ton per tahun. Presiden Jokowi berharap dengan operasional SGAR, impor aluminium dapat dihentikan sepenuhnya, yang akan menghemat devisa negara sekitar USD3,5 miliar per tahun atau lebih dari Rp50 triliun. Proyek SGAR yang dijalankan oleh PT Borneo Alumina Indonesia (BAI) ini melibatkan sinergi dua BUMN besar, PT Inalum (Persero) dan PT ANTAM Tbk, untuk mendukung hilirisasi sektor mineral di Indonesia.

Hilirisasi alumina di Indonesia diharapkan memberikan dampak positif yang luas terhadap perekonomian dan lapangan kerja. Dengan mengolah alumina dalam negeri, Indonesia membuka peluang untuk menciptakan lebih banyak lapangan kerja di sektor teknologi dan manufaktur serta mendorong transfer teknologi yang dapat meningkatkan daya saing industri nasional di pasar global. Langkah ini memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok global, dan mendukung terwujudnya Indonesia Emas 2045, negara yang mandiri dan berdaya saing tinggi.

Mungkin Anda juga menyukai